Meski Presiden Joko Widodo tidak menjawab surat yang dilayangkan terkait isu kudetadi Partai Demokrat, namun Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku sudah mendapat jawabannya,
AHY mengatakan, sudah mendapat informasi bahwa Presiden Jokowi tidak tahu soal dugaan rencana kudeta yang dilakukan oleh salah satu anak buahnya itu. Jadi, besar kemungkinan rencana kudeta bakal dilakukan dengan membawa nama Presiden untuk menakut-nakuti.
“Terhadap hal itu, saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu,” ujar AHY dalam keterangannya, Kamis (18/2).
Putra mantan Presiden RI Susilo Bamban Yudhoyo ini mengatakan, oknum yang berencana mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat menggunakan nama Presiden Jokowi hanya untuk menakut-nakuti para kader partai Demokrat. “Ini hanya akal-akalan kelompok yang melakukan kudeta untuk menakut-nakuti para kader,” katanya.
Ia menjelaskan, hubungan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi baik-baik saja. Tapi ada sekelompok orang yang berusaha membuat dua tokoh tersebut menjadi terpecah.
“Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik. Tapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu,” katanya.
Mantan tentara yang pensiun dengan pangkat terakhir Mayor ini mengaku sudah berkeliling dengan bertemu para kader Partai Demokrat untuk menangani dan mencari solusi usai adanya rencana gerakan tersebut.
“Masih bisa kita tangani dan pasti ada solusinya. Saya sejak hari ini sudah keliling kembali ke DPC-DPC di daerah-daerah untuk memastikan persoalan-persoalan antara hubungan DPP-DPD-DPC berjalan dengan baik. Saya paham, seringkali DPC kangen untuk bertemu ketumnya dan menyampaikan persoalannya secara langsung,” ungkapnya.
Seperti diketahu beberapa waktu lalu, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko disebut-sebut berada di belakang kudeta di Partai Demokrat. Namin, Moeldoko sudah membantah. Ia malah menyebutkan, AHY yang terpilih secara aklamasi tidak akan bisa dilengserkan olehnya.
Namun, Moeldoko memang mengakui bertemu dengan para kader Partai Demokrat. Namun, pertemuan tersebut bukanlah membahas mengenai upaya kudeta terhadap AHY. Tidak hanya itu, Moeldoko juga membantah dirinya ingin menjadi calon presiden di 2024 mendatang. Baginya saat ini dia hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai KSP. (don)