Setelah hampir dua pekan mengasingkan diri dan terkesan bungkam atas berbagai pemberitaan tentang dirinya, Habib Rizieq Shihab akhirnya buka suara.
Imam besar FPI mengaku sudah menerima surat panggilan kedua dari polisi yang dijadwalkan akan diperiksa, Senin (7/12).
Hanya saja, Rizieq belum mau menyatakan kesediaanya untuk memenuhi panggilan kedua itu, Ia hanya mengatakan terpaksa menerima surat pemeriksaan itu.
"Ya apa boleh buat, saya terpaksa terima surat cinta mereka," kata Habib Rizieq, Jumat (4/12).
Seperti diketahui, Rizieq dipanggil untuk diperiksa dalam kasus pelanggaran protokol kesehatan di pernikahan anaknya. Pada pemanggilan pertama, Selasa (2/12) Rizieq tidak datang.
Rizieq pun mengungkapkan kekesalannya setelah ajakan dialog dengan Presiden Joko Widodo ditolak mentah-mentah.
“Sampai hari ini, saya masih mengajak pemerintah, apakah itu Presiden Jokowi, Ibu Megawati, Bapak Kapolri, atau Bapak Panglima TNI. Kami siap untuk dialog 24 jam. Pagi, siang, atau malam, kami siap. Anda perlu berdialog dengan kami. Ayo kita berdialog,” ujar Habib Rizieq.
“Kita sudah tawarkan dari kemarin-kemarin, tapi mengapa mereka tidak berani berdialog. Beraninya main lapor-laporan terus, ya apa boleh buat, saya terpaksa terima surat cinta mereka,” ujarnya dikutip dari Suara.com.
Habib Rizieq mengatakan jika dirinya bukan pemberontak atau juga musuh.
“Kami bukan pemberontak, musuh pemerintah, musuh tentara, atau musuh polisi. Kami hanya ingin menyuarakan suara rakyat yang selama ini terpendam di jiwa masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Donny Gahral Adian mengaku, pihaknya tak pernah menghalang-halangi pertemuan Habib Rizieq dengan Presiden Jokowi. Akan tetapi, untuk berdialog empat mata sebaiknya tak perlu. Sebab, kata dia, diskusi tersebut tak akan berlangsung sesuai harapan.
“Pertama, tidak ada yang menghambat (presiden berdialog dengan Habib Rizieq). Kemudian yang kedua berdialog untuk apa?” tutur Donny kepada Suara, baru-baru ini.
Ia mengatakan Presiden tak bisa berdialog dengan orang yang tidak bisa menggunakan akal sehatnya, yang ada caci maki, cacian dan umpatan-umpatan kotor, itu kan bukan level presiden berdialog dengan orang semacam itu,” tambahnya. (Donald)